DONGENG PUTRI TIDUR
Dongeng Putri Tidur
- Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang
sangat adil dan bijaksana. Rakyatnya makmur dan tercukupi semua
kebutuhannya. Tapi ada satu yang masih terasa kurang. Sang Raja belum
dikaruniai keturunan.
Setiap hari raja dan
permaisuri selalu berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa
raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah 9 bulan mengandung, permaisuri
melahirkan seorang anak wanita yang cantik.
Raja sangat bahagia, ia
mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh
rakyatnya. Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera
baiknya.
"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama.
"Jadilah engkau putri yang cantik", kata penyihir kedua.
"Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir ketiga.
"Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat.
"Jadilah engkau putri yang bijaksana", kata penyihir kelima.
"Jadilah engkau putri yang pandai menyanyi", kata pneyihir keenam.
Sebelum penyihir ketujuh
memberikan mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir
jahat masuk sambil berteriak, "Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?"
Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan mantanya sempat bersembunyi dibalik tirai.
"Karena aku tidak diundang, aku akan mengutuk anakmu."
Penyihir tua yang jahat
segera mendekati tempat tidur sang putri sambil berkata, "sang putri
akan mati tertusuk jarum pemintal benang, ha ha ha ha!..".
Si penyihir jahat segera
pergi setelah mengeluarkan kutukannya. Para undangan terkejut mendengar
kutukan sang penyihir jahat itu. Raja dan permaisuri menangis sedih.
Pada saat itu, muncullah penyihir baik yang ketujuh.
"Jangan khawatir, aku bisa meringankan kutukan penyihir jahat," ujar penyihir ketujuh.
"Sang putri tidak akan
wafat, ia hanya akan tertidur selama 100 tahun setelah terkena jarum
pemintal benang, dan ia akan terbangun kembali setelah seorang pangeran
datang padanya", lanjut penyihir ketujuh.
Setelah kejadian itu,
raja segera memerintahkan agar semua alat pemintal benang yang ada di
negerinya segera dikumpulkan dan dibakar.
Enam belas tahun
kemudian, sang putri telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan
baik hati. Tidak berapa lama raja dan permaisuri melakukan perjalanan ke
luar negeri.
Sang putri yang cantik
tinggal di istana. Ia berjalan-jalan keluar istana. Ia masuk ke dalam
sebuah puri. Di dalam puri itu, ia melihat sebuah kamar yang belum
pernah ia lihat sebelumnya. Ia membuka pintu kamar tersebut dan ternyata
di dalam kamar itu, ia melihat seorang nenek sedang memintal benang.
Setelah berbicara dengan nenek tua, sang putri duduk di depan alat pemintal dan mulai memutar alat pemintal itu.
Ketika sedang asyik
memutar alat pintal, tiba-tiba jari sang putri tertusuk jarum alat
pemintal. Ia menjerit kesakitan dan tersungkur di lantai.
"Hi hi hi..... tamatlah riwayatmu!", kata sang nenek yang ternyata adalah si penyihir jahat.
Hilangnya sang putri
dari istana membuat khawatir orang tuanya. Semua orang diperintahkan
untuk mencari sang putri. Sang putri pun ditemukan. Tetapi ia dalam
keadaan tak sadarkan diri.
"Anakku! malang sekali nasibmu" ratap raja.
Tiba-tiba datanglah penyihir muda yang baik hati.
"Jangan khawatir, tuan putri hanya akan tertidur seratus tahun," kata penyihir.
"Tapi ia tidak akan sendirian. Aku akan menidurkan kalian semua," lanjutnya sambil menebarkan sihirnya ke seisi istana.
Kemudian, penyihir itu menutup istana dengan semak berduri agar tak ada yang bisa masuk ke istana.
Seratus tahun yang
panjang pun berlalu. Seorang pangeran dari negeri seberang kebetulan
lewat di istana yang tertutup semak berduri itu.
Menurut cerita orang
desa di sekitar situ, istana itu dihuni oleh seekor naga yang
mengerikan. Tentu saja pangeran tidak percaya begitu saja pada kabar
itu.
"Akan kuhancurkan naga itu," kata sang pangeran.
Pangeran pun pergi ke
istana. Sesampai di gerbang istana, pangeran mengeluarkan pedangnya
untuk memotong semak belukar yang menghalangi jalan masuk.
Namun, setelah dipotong berkali-kali semak itu kembali seperti semula.
"Semak apa ini?" kata pangeran keheranan.
Tiba-tiba muncullah seorang penyihir muda yang baik hati.
"Pakailah pedang ini," katanya sambil memberikan sebuah yang pangkalnya berkilauan.
Dengan pedangnya yang baru, pangeran berhasil masuk ke istana.
"Nah itu dia menara yang dijaga oleh naga."
Pangeran segera menaiki menara itu. Penyihir jahat melihat kejadian itu melalui bola kristalnya.
"Akhirnya kau datang, pangeran. Kau pun akan terkena kutukan sihirku!" Penyihir jahat itu bergegas naik ke menara.
Ia menghadang sang pangeran.
Hai pangeran! jika kau ingin masuk, kau harus mengalahkan aku terlebih dahulu!" teriak si penyihir.
Dalam sekejap, ia merubah dirinya menjadi seekor naga raksasa yang menakutkan. Ia menyemburkan api yang panas.
Pangeran menghindar dari semburan api itu. Ia menangkis sinar yang terpancar dari mulut naga itu dengan pedangnya.
Ketika mengenai pangkal
pedang yang berkilau, sinar itu memantul kembali dan mengenai mata sang
naga raksasa. Kemudian, dengan secepat kilat, pangeran melemparkan
pedangnya ke arah leher sang naga.
"Aaaaa....!"
Naga itu jatuh terkapar di tanah, dan kembali ke bentuk semula, lalu mati.
Begitu tubuh penyihir
tua itu lenyap, semak berduri yang selama ini menutupi istana ikut
lenyap. Di halaman istana, bunga-bunga mulai bermekaran dan
burung-burung berkicau riang. Pangeran terkesima melihat hal itu.
Tiba-tiba penyihir muda yang baik hati muncul di hadapan pangeran.
"Pangeran, engkau telah berhasil menghapus kutukan atas istana ini. Sekarang pergilah ke tempat sang putri tidur," katanya.
Pangeran menuju ke
sebuah ruangan tempat sang putri tidur. Ia melihat seorang putri yang
cantik jelita dengan pipi semerah mawar yang merekah.
"Putri, bukalah matamu," katanya sambil menggengam tangan sang putri.
Pangeran mencium pipi sang putri. Pada saat itu juga, hilanglah kutukan sang putri.
Setelah tertidur selama seratus tahun, sang putri terbangun dengan kebingungan.
"Ah apa yang terjadi?Siapa kamu?"tanyanya.
Lalu pangeran menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada sang putri.
"Pangeran, kau telah mengalahkan naga yang menyeramkan. Terima kasih pangeran," kata sang putri.
Ketika melihat sang
putri dalam keadaan sehat, raja dan permaisuri sangat bahagia. Mereka
sangat berterima kasih pada sang pangeran yang gagah berani.
Kemudian pangeran berkata, "paduka raja, hamba punya satu permohonan. Hamba ingin menikah dengan sang putri."
Raja pun menyetujuinya.
Hari pernikahan sang putri dan pangeran pun tiba. Orang
berbondong-bondong datang dari seluruh pelosok negeri untuk mengucapkan
selamat. Tujuh penyihir yang baik juga datang dengan membawa hadiah.
Free Slots Online | Play Online For Money - Shootercasino
BalasHapusFree Slot Games · Starburst · Gonzo's Quest 바카라 · Hot Chilli · Hot Chilli-Habanero · Crazy Taxi · Lucky Tiger · Play 제왕카지노 Nilly 메리트카지노 the Ringer · The Immortal